Tarakan, Aksaranesia.com – Festival Iraw Tengkayu merupakan salah satu perayaan budaya paling penting di Tarakan, khususnya bagi suku Tidung, salah satu suku asli di wilayah ini. Festival yang digelar setiap tahun ini tak hanya menjadi ajang untuk merayakan warisan budaya dan hasil panen, tetapi juga menjadi simbol keharmonisan antara manusia dan leluhur mereka.
Festival ini berasal dari tradisi lama suku Tidung. “Iraw” yang berarti perayaan, dan “Tengkayu” yang mewakili Pulau Tarakan, menjadi lambang identitas suku Tidung. Awalnya, festival ini dilakukan sebagai wujud syukur atas hasil panen dan penghormatan terhadap roh leluhur. Seiring perkembangan waktu, Iraw Tengkayu kini menjadi acara besar yang melibatkan seluruh komunitas, baik dari dalam maupun luar Tarakan.
Selama festival, berbagai kegiatan diadakan, dengan acara utama berupa Parade Padaw Tuju Dulung—perahu hias yang diarak keliling kota dan kemudian dihanyutkan ke laut. Perahu ini memiliki makna filosofis, dengan tujuh tingkat yang melambangkan siklus kehidupan manusia. Acara ini diikuti oleh ribuan orang, mulai dari masyarakat lokal hingga perusahaan, pelajar, dan instansi pemerintah.
Tak hanya itu, Pekan Kebudayaan Daerah juga menjadi bagian dari festival, di mana berbagai kebudayaan dari seluruh Indonesia turut ditampilkan. Tarian kolosal yang melibatkan 250 pelajar turut memeriahkan perayaan ini, sebelum akhirnya perahu dihanyutkan ke laut sebagai simbol rasa syukur.
Lebih dari sekadar perayaan, Festival Iraw Tengkayu memiliki nilai sosial dan budaya yang dalam. Bagi suku Tidung, ini adalah waktu untuk mempererat ikatan komunitas dan melestarikan tradisi nenek moyang. Festival ini juga menjadi sarana bagi generasi muda untuk belajar tentang nilai-nilai budaya mereka, memastikan bahwa warisan ini tetap hidup di masa mendatang.