Jakarta, Aksaranesia.com – Setiap 11 September, Indonesia memperingati Hari Radio Nasional sekaligus hari lahirnya Radio Republik Indonesia (RRI). Sejarah penting ini tak lepas dari peran tokoh besar, Dr. Abdulrahman Saleh, yang dikenal sebagai perintis RRI sekaligus pahlawan nasional. Berkat jasa-jasanya, radio menjadi alat penting dalam menyebarkan informasi dan membangun komunikasi antara pemerintah dan rakyat pada masa awal kemerdekaan.
Pada 11 September 1945, delegasi pengelola Radio Hoso Kyoku, termasuk Dr. Abdulrahman Saleh, mengadakan pertemuan dengan pemerintah di Jakarta untuk membahas pembentukan RRI. Salah satu rekomendasi penting dari pertemuan ini adalah membentuk Persatuan Radio Republik Indonesia (RRI), yang kemudian diresmikan dengan Abdulrahman Saleh sebagai pemimpinnya.
Dr. Abdulrahman Saleh adalah sosok multi-talenta yang berperan besar dalam dunia penyiaran Indonesia. Pada tahun 1934, ia mendirikan Vereniging voor Oosterse Radio-Omroep (VORO), radio penyiar seni ketimuran pertama di Indonesia. Ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan, Dr. Abdulrahman Saleh berperan penting dalam menyiarkan berita tersebut melalui Radio Indonesia Merdeka, yang berhasil menyampaikan kabar kemerdekaan hingga ke luar negeri.
Lahir di Jakarta pada 1 Juli 1909, Dr. Abdulrahman Saleh tidak hanya dikenal di dunia penyiaran, tetapi juga sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia. Ia lulus dari Sekolah Tinggi Kedokteran Batavia pada tahun 1937 dan menjadi dosen di berbagai institusi kedokteran. Keberhasilannya dalam mengembangkan ilmu faal membuatnya dianugerahi gelar Bapak Ilmu Faal oleh Universitas Indonesia pada tahun 1958.
Di masa revolusi, Dr. Abdulrahman Saleh juga aktif dalam TNI Angkatan Udara dan diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Madiun. Ia turut mendirikan Sekolah Teknik Udara dan Sekolah Radio Udara di Malang.
Pada 29 Juli 1947, Dr. Abdulrahman Saleh gugur bersama Adisutjipto ketika pesawat Dakota VT-CLA yang mereka tumpangi ditembak jatuh oleh pesawat Belanda di Maguwoharjo. Pesawat tersebut membawa bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya untuk Indonesia yang sedang menghadapi Agresi Militer Belanda I. Jasa-jasanya tidak hanya diakui dalam dunia penyiaran, tetapi juga dalam pengabdian kepada negara sebagai seorang prajurit dan dokter.
Untuk menghargai jasa-jasanya, pemerintah Indonesia mengabadikan nama Dr. Abdulrahman Saleh pada berbagai tempat dan institusi penting, seperti Pangkalan TNI-AU Abdulrahman Saleh dan Bandar Udara Abdulrahman Saleh di Malang. Ia juga dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada 9 November 1974.
Selamat Hari Radio Nasional! Semoga semangat perjuangan Dr. Abdulrahman Saleh terus menjadi inspirasi bagi bangsa ini.